Trendingsekali.com BANGKOK, Thailand – Upaya Thailand untuk melegalkan kasino dan kompleks hiburan terpadu harus tertunda. Pada Rabu, 9 Juli 2025, pemerintah Thailand secara mengejutkan mencabut RUU legalisasi kasino dari parlemen. Alasan utama yang dikemukakan adalah kebutuhan akan lebih banyak waktu untuk berdialog dan meningkatkan pemahaman publik mengenai isu sensitif ini. Penangguhan ini secara efektif menghentikan sementara proses legalisasi yang telah menjadi perdebatan sengit di negara Gajah Putih.
Keputusan pemerintah ini tidak lepas dari sentimen publik yang cenderung menolak. Sebuah jajak pendapat yang dirilis pada Januari 2025 menunjukkan bahwa hampir 60% masyarakat Thailand menentang legalisasi kasino. Penolakan ini mencerminkan kekhawatiran akan dampak sosial negatif, seperti peningkatan masalah perjudian, kejahatan, dan moralitas. Meskipun potensi pendapatan pajak dan peningkatan pariwisata menjadi daya tarik utama bagi para pendukung, suara masyarakat yang menyoroti risiko sosial tampaknya lebih didengar kali ini.
Namun, selain tekanan publik, ada faktor lain yang terungkap ke permukaan. Mantan Menteri Dalam Negeri Thailand, Anutin Charnvirakul, pada Kamis, 10 Juli 2025, mengungkapkan kepada media bahwa tekanan dari Tiongkok juga menjadi alasan krusial di balik penangguhan ini. Menurut Anutin, saat Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra (Petunthan), melakukan kunjungan ke Tiongkok belum lama ini, ia menerima peringatan tegas dari para pemimpin Tiongkok.
BACA JUGA : Kamboja Deportasi 65 WN Vietnam: Penertiban Imigran Ilegal Berlanjut!
“Para pemimpin Tiongkok menyampaikan bahwa ‘jika Thailand terus menerapkan kebijakan ini, Tiongkok akan terpaksa mengambil tindakan balasan, yang akan memengaruhi pariwisata, perdagangan, dan investasi Tiongkok di Thailand,’” ungkap Anutin, mengutip pesan dari Beijing. Pernyataan ini menunjukkan betapa seriusnya Tiongkok melihat potensi legalisasi kasino di negara tetangganya. Tiongkok sendiri memiliki larangan ketat terhadap perjudian dan sering kali menekan negara-negara di sekitarnya untuk tidak memfasilitasi aktivitas yang dapat menarik warganya untuk berjudi di luar negeri.
Ancaman ini bukan isapan jempol belaka. Tiongkok adalah mitra dagang terbesar Thailand dan sumber wisatawan asing terbesar sebelum pandemi. Dampak potensial terhadap pariwisata, perdagangan, dan investasi Tiongkok di Thailand bisa sangat signifikan, mengingat ketergantungan ekonomi Thailand pada hubungan dengan Beijing. Ancaman “tindakan balasan” ini kemungkinan besar menjadi pertimbangan utama bagi pemerintah Thailand yang sedang berupaya memulihkan ekonomi pasca-pandemi.
Penangguhan RUU ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai masa depan industri perjudian di Thailand. Sebelumnya, ada optimisme bahwa legalisasi kasino dapat membawa miliaran dolar pendapatan dan menciptakan ribuan lapangan kerja, meniru kesuksesan Makau atau Singapura. Namun, dengan adanya hambatan dari dalam negeri dan eksternal, jalan menuju legalisasi tampaknya masih panjang dan berliku.
Pemerintah kini dihadapkan pada tugas berat untuk menyeimbangkan potensi keuntungan ekonomi dengan kekhawatiran sosial dan tekanan diplomatik. Penundaan ini memberi waktu bagi pemerintah untuk mengevaluasi kembali strateginya, berkomunikasi lebih efektif dengan publik, dan mungkin mencari solusi yang dapat diterima oleh semua pihak, termasuk negara-negara tetangga yang memiliki kepentingan.